私の単純なブログへようこそ

ISLAM DAN MASJID DI EROPA EDISI 2

Assalamualaikum Wr.Wb...
Ane mw ngucapin selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah,...Taqoballahu Minna waminkum,...semoga amal ibadah Qta diterima Allah SWT,...sesuai janji Ane,klo abiz lebaran ane kasih artikel tentang Islam dan Masjid Di Eropa kali ni edisi 2 coz edisi yang lalu udah Ane kasigh sebelum hari Raya Idul Fitri,masjid dan fakta islam nich membahas untuk yang di daerah Eropa Bagian Timur,.....langsung aja ke TKP y gan,...


1.Federasi Rusia









Masjid Moskow












 Masjid Qol Sharif,Kazan



















2.Albania
















Masjid Ethem Bey,Tirana

 






















Masjid Main Squre City of Durres

 





















3.Turki





















Masjid Kocatepe,Ankara


 


















Masjid Sultan Ahmed/Blue Mosque,Istanbul




















4.Kroasia










Masjid Zagreb 











5.Finlandia














Masjid Helsinski
 



























6.Bosnia Herzegovina







Masjid HM Soeharto,Sarajevo




























7.Polandia








Masjid Bohoniki,Warsawa













8.Swedia

















Masjid Stockholm













9.Rumania
















Masjid Mangalia











 10.Ukraina









Masjid Ar-Rahma,Kiev














11. Azerbaijan









Masjid Bibi Heybat,Baku











12.N masih banyak lagi Masjid Di Eropa Timur lainnya,..Ane kasih Link tambahan bwt referensi
Langsung aja klik disini :Masjid-masjid di Eropa Timur Bekas Uni Soviet 

Note Book:
1.
Albania
Muslim Albania versus Mitos Eropa

di awal abad 20, Albania menjadi satu-satunya negara Eropa berpenduduk mayoritas Muslim. tahun 1967, Presiden Enver Hoxha memproklamirkan negaranya sebagai republic atheis pertama dan satu-satunya sepanjang sejarah umat manusia. kini, setelah komunis bangkrut, rakyat Albania memiliki praktek ritualnya sendiri; nonton televisi.

Tirana, 23 November 1990. untuk pertama dalam 50 tahun adzan terdengar dari Masjid Ethem Bey, satu-satunya peninggalan kekuasaan Turki Ottoman, di dekat lapangan Skanderberg ––atau Iskandar Bey. beberapa gelintir pemeluk Islam memasuki masjid untuk menunaikan shalat Jumat.

Di jalan-jalan, orang-orang yang lewat –– berjalan kaki atau mengendarai sepeda –– sejenak terperangah. beberapa di antaranya menghentikan laju sepeda untuk sejenak menoleh ke arah menara masjid yang berwarna kusam.

Beberapa tahun berikutnya Tablighi Jamaat –– kelompok persaudaraan Islam di Albania –– melakukan survei ke sejumlah rumah penduduk Muslim di Tirana. hasilnya, hasil tidak satu pun generasi muda yang mengetahui ajaran Islam. dalam laporan rincinya, Organisasi Bulan Sabit memaparkan hanya segelintir kalangan yang berusia lanjut saja yang masih menyimpan kenangan tentang shalat, dzikir, zakat, dan seluruh ritual keseharian dalam ajaran Islam. beberapa di antaranya, tentu dalam hitungan yang sangat sedikit, masih bisa melafalkan ayat-ayat Alquran.

Sejak pemerintahan komunis/atheis Enver Hoxha tumbang ditahun 1990, dan Ramiz Alia –– penggantinya –– menanggalkan semua undang-undang antiagama, kalangan generasi tua secara terbuka memproklamirkan diri sebagai Muslim. Di desa-desa di pinggir Tirana, dengan segala keterbatasan sebagai akibat kemiskinan, para generasi tua mengorganisir diri untuk melakukan shalat berjamaah di rumah-rumah.

Seolah ingin mengenang masa kecil, mereka berusaha membentuk kelompok-kelompok pengajian. Namun, mereka tidak cukup memiliki Alquran untuk dibaca bersama. Rezim komunis Enver Hoxha membakar semua yang ada di Albania pada tahun 1950-an, dan mengancam rakyatnya dengan hukuman berat jika diketahui menyimpan buku-buku agama Islam.

Tidak satu pun diantara mereka yang memiliki pengetahuan luas tentang Islam, dan bisa mengajarkan kepada yang lain. Ketika di tahun 1950-an rezim Hoxha, dibantu para pendeta Katolik Roma da sekte Bektashi –– sempalan  Islam Syiah yang menjadi anti-Islam –– membantai semua ulama, ustadz dan keluarganya, serta mengusir semua dai Islam, mereka masih kecil. Saat itu banyak di antara mereka yang belum khatam Alquran, dan hanya sedikit membaca Hadist atau buku-buku ajaran Islam.

Kini, ketika terdapat ruang untuk Isalm bangkit dari tidur panjangnya, tidak banyak uluran tangan dari saudara mereka sesama Muslim di luar Eropa. Sementara Katolik Roma dan Kristen Orthodox semakin nyaring mendentangkan lonceng gereja dan menebar ajarannya. Bektashi makin aktif menawarkan ajarannya kepada umat Islam untuk tidak perlu lagi repot-repot shalat lima waktu, berpuasa, atau jauh-jauh pergi haji ke Mekkah.
Masih adakah kesempatan bagi umat Islam membangun kembali masa lalunya di Albania?

• • •
Secara tekstual, terdapat tiga agama di Albania; Islam, Katolik Roma, dan Kristen Orthodox. Data 1992 menunjukkan, Islam dipeluk hampir 70 persen dari 3,3 juta rakyat Albania, sedangkan Katolik dan Ortodhox masing-masing 10 dan 20 persen.

Islam, setelah melalui perjalanan panjang, terpecah menjadi dua; Sunni Hanafie dan Bektashi. Keduanya menarik garis perbedaan yang tegas. Sunni Hanafie dengan tradisinya sendiri, dan Bektashi menggabungkan elemen paganisme, konsep trinitas, pengampunan dossa kepada imam, dan kultus individu Shiah. Bektashi –– dengan 200 ribu pengikutnya –– menyebut diri sebagai Muslim toleran, namun menolak semua praktek ritual Islam; shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji ke tanah suci Mekkah.

Di sisi lain, penganut Orthodox dan Katolik Roma kehilangan tradisi ritualnya dan terperosok ke dalam masyarakat yang mengabaikan agama. Bahkan, kebanyakan menyebut dirinya atheis’, dengan seluruh konotasi negatifnya.

Kristen diperkenalkan Imperium Romawi pada abad ke-3. Di akhir abad ke-4, setelah perpecahan Imperium Romawi, Albania secara politik menjadi bagian Timur, atau Kekaisaran Bizantium, namun masih bergantung ke Roma.
Ketika perpecahan gereja Roma dan Timur mencapai puncaknya tahun 1054, pemeluk Kristen Albania di selatan berada di bawah jurisdiksi Konstantinopel dan di utara berada di bawah pengawasan Roma.

Pengaturan ini bertahan sampai invasi Kekaisaran Ottoman di abad 14, dan Islam mulai diperkenalkan. Di kawasan pegunungan utara, dai Islam harus berhadapan dengan perlawanan pemeluk Katolik. Perlawanan melemah setelah para pastur yang berpengaruh memilih menghindar dan meninggalkan umatnya.

Di selatan Albania, banyak pemeluk Kristen Orthodox melarikan diri ke Sicilia dan selatan Italia. Disini, tidak terjadi konversi paksa skala besar Kristen Orthodox ke Islam sampai abad 17, dan skala perang Russo-Turkish. Tekanan hanya diberlakukan pada kelompok-kelompok yang terbukti bersimpati ke gereja Orthodox Rusia. Tahun 1774, Ottoman membuat perjanjian Kuchuk-Kainarji dengan Rusia, yang salah satu pasalnya mengatakan Rusia adalah pelindung pemeluk Kristen Orthodox di dalam Kekaisaran Ottoman.

Selama bercokol di Albania, Ottoman menerapkan banyak metode efektif dalam misi Islamisasinya. Di kawasan tengah dan selatan, misalnya, menciptakan dua kelas Muslim; pashas dan bey, lengkap dengan anugerah properti skala besar dan akses politik dan ke pusat kekuasaaan.

Melalui pengaruh politik dan ekonomi inilah para pasha dan bey diharapkan mampu mengontrol petani, dan masyarakat pedesaan yang dikonversi paksa. Kepada mereka, para bangsawan ’cangkokan’ Turki ini menyajikan kemakmuran ekonomi dan lainnya.

Metode lain yang digunakan Ottoman adalah dengan memanfaatkan perseteruan di antara pemimoin klan. Tahun 1385, misalnya, Sultan Murad II –– penguasa Ottoman di Balkan –– menyanggupi permintaan Karl Thopia, penguasa Dures, untuk memerangi Keluarga Balsha.
Murad II mengirim pasukannya menyusuri Via Egnatia untuk mengepung Balshas.

Tahun-tahun berikutnya, Murad II melancarkan serangan gencar untuk menaklukan pemimpin-pemimpin klan di Balkan. Tahun 1431 ia merebut Janina dan Arta. Di penghujung 1449, Ottoman merebut pantai Ionia, sekaligus merebut semua properti dan posisi para klan.

untuk menjamin kesetiaan masyarakat taklukannya, Ottoman mengirim dan menyekolahkan anak-anak pemimpin klan ke Turki. Sedangkan sisa-sisa prajurit klan diintegrasikan ke dalam satu kesatuan besar di bawah komando jenderal Turki.

Metode penciptaan kelas, dan edukasi bagi ana-anak pemimpin klan, tidak sepenuhnya berhasil. Gjon Kastrioti, pemimpin klan dari Kruje, dipaksa mengirim empat anaknya ke ibukota Ottoman untuk dilatih kemiliteran. Yang termuda, Gjergy Krastioti (1403-1468), terbilang cerdas. Ia menyita perhatian sultan, yang mempercayainya memimpin ekspedisi militer ke Asia kecil dan Eropa.

Penguasa Turki makin percaya ketika Krastioti bersedia masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Iskandar. sebagai penghargaan, sultan memberi nama bey di belakang Iskandar.

Tidak ada keraguan lagi bagi penguasa turki ketika menunjuk Iskandar Bey sebagai penguasa militer distrik Balkan. Ia kembali ke Albania sebagai komandan pasukan Ottoman. Namun di hari pertamanya bertempur dengan pemberontak Serbia, Iskandar Bey –– dikenal di Albania sebagai Skanderberg ––  menderita kekalahan.

Iskandar Bey membawa pasukannya melarikan diri ke Krujl. Di perjalanan ia menipu anggota pasukannya yang berasal dari etnis Turki, dan menyerahkan mereka ke benteng milik keluarga Krastioti. Di tengah keluarganya, Iskandar Bey menyatakan kembali memeluk Katolik dan mendeklarasikan perang suci melawan Ottoman. Sebagai pemimpin kharismatik, Skanderberg memnagkitkan semangat perlawanan klan-klan lainnya, termasuk komunitas Yunani di Epirus. Berkekuatan 30 ribu serdadu, Skanderberg menyerang pos-pos Ottoman dan mengepung Sultan Murad II.

Perlawanan tidak nerlangsung lama. kebijakan Skanderberg membantu Raja Alfonso dari Naples dalam perang melawan raja-raja Sisilia, menimbulkan keretakan di antara pemimpin klan. sejumlah pemimpin lokal membelot ke Ottoman, dan memerangi Skanderberg. Di Lezl tahun 1468, Skanderberg menemui ajalnya. Sultan Mehmed II pengganti Murad II, dikabarkan menangisi kematian musuh, sekaligus sahabat terbaiknya.

Kematian Skanderberg mendorong Islamisasi secara menyeluruh di Albania. Untuk menjamin kelangsungan masyarakatnya, Ottoman menerapkan hukum islam di seluruh Albania dan Balkan. Khusus pada periode ini, sejarawan H Abiva, dalam artikel Albania: Freedom Unconsidered, menulis tidak ada bukti-bukti kuat Ottoman melakukan konversi paksa terhadap penduduk taklukannya. Ini diperkuat oleh sejumlah teks sejarah yang dianalisis sejarawan Barat TW Arnold.

Menurut Abiva, konversi terjadi secara alamiahkarena Islam dianggap menawarkan praktek ritual yang tidak pelik dan rumit. Islam menempatkan pemeluknya sebagai individu yang bisa memohon kepada Allah secara langsung, atau tanpa melalui perantara tinggi agama.
Selepas abad 17, ketika koalisi pasukan Austria dan Rusia mulai melancarkan serangan ke kawasan Balkan dan Anatolia, Albania menjadi benteng terkuat Ottoman. Ini berlangsung sampai tahun-tahun awal di abad 20.

Perang Balkan (1912-1913) memaksa Ottoman mundur dari semua wilayah jajahannya di daratan Eropa, kecuali Thracia Barat di Yunani. Albania tertinggal sendirian dengan statusnya sebagai satu-satunya negara Islam di pinggir peradaban Eropa.

Dalam situasi kritis, dan khawatir Albania terabsorbsi menjadi bagian negara tetangganya yang memerdekakan diri, Ismail Kemal Bey –– pemimpin Albania saat itu –– meminta kekuatan-kekuatan besar Eropa Barat menjamin integritas wilayah Albania. Harga yang harus dibayar masyarakat Islam Albania cukup mahal. William of Wied, pangeran Katolik, ditempatkan sebagai raja di Albania.

Selepas perang Balkan, Perang Dunia I melenyapkan harapan Albania untuk menjadi negara stabil di bawah prinsip-prinsip Islam. Tahun-tahun berikutnya, Albania menjadi jajahan Serbia, Montenegro, dan protektorat sekutu. Sementara di Turki, Kemal Ataturk memulai de-Islami-sasi dan membawa negaranya menjadi republik sekuler.

Situasi ini mendorong Ahmet Bey Zogoli menggulingkan Fan Noli –– Uskup Orthodox yang ditempatkan sekutu untuk memerintah Albania –– dan memproklamirkan diri menjadi raja. King Zog menanggalkan hukum Islam,dan menggantinya dengan hukum lokal (Swiss Civil Code).

Sekularisme Zog tidak hanya disambut baik masyarakat Katolik, Orthodox, dan Bektashi, tapi menjadi lahan subur tumbuhnya komunisme di bawah Anwar Khoja –– kemudian dikenal dengan nama Enver Hoxha. Perlahan tapi pasti, masyarakat Islam yang kehilangan keistimewaan warisan Ottoman mulai terserap ke dalam komunisme. Ulama kehilangan pengaruh dan gagal mengorganisir dirinya.

Akibatnya, Partai Komunis Albania (ACP) menjadi satu-satunya kelompok perlawanan terkuat untuk menghadapi Jerman. Sedangkan faksi perlawanan lainnya, Bali Kombetar yang berhaluan republik dan Legaliteti yang feodalistik, lebih suka memihak ke Jerman untuk memerangi komunisme.

Usai perang Dunia II, dan Albania terbebas dari Jerman, komunis di bawah Enver Hoxha mengambil alih kekuasaan. Ia segera melancarkan program penghancuran Islam secara sistematis. Seluruh ulama dan keluarga dieksekusi, tanah-tanah wakaf disita, dan seluruh masjid ditutup, dijadikan museum atau kantor Partai Komunis, atau dibongkar. Peternakan babi diperbanyak, dan Muslim dipaksa mengkonsumsinya.

Disekolah, anak-anak diminta melaporkan kepada aparat komunis jika orangtua mereka melakukan praktek ritual keagamaan, atau menyimpan Alquran. Kristen dan Bektashi mendukung semua program itu. Kedua kelompok ini meguasai setengah kursi di politbiro Partai Komunis Albania.

Namun, selepas tahun1967 –– stelah Enver Hoxha memproklamirkan negaranya sebagai Republik Atheis –– komunis mengarahkan sasarannya ke kelompok Kristen dan Bektashi. Seluruh gereja di tutup, dan kuil Bektashi dibongkar. Komunis juga membersihkan dirinya dari elemen kedua agama itu. Slogannya; agama rakyat Albania adalah Albanianisme.

• • •
Selepas tahun 1990, dan setelah Hoxha tumbang, hanya sedikit dari masyarakat Albania yang berusaha menata kembali sistem kepercayaannya yang hancur. Tidak banyak orang yang pergi ke gereja atau masjid, meski para petinggi kedua agama itu tak henti-henti berdakwah.

Anak-anak muda dari kalangan Muslim, Kristen, dan Bektashi, lebih suka menyebut dirinya atheis. Mereka menolak masuk masjid, gereja, atau ke kuil. Tapi, ketika mereka harus melakukan sesuatu mereka tidak akan sungkan mengucap bismillah, demi Yesus, atau mengatupkan kedua tangan di dada sebagai simbol doa kaum Bektashi.

Di rumah-rumah, mereka bisa berada di depan televisi selama berjam-jam untuk menikmati saluran televisi negara-negara Eropa, yang memperkenalkan agama baru; Mitos Eropa. Mereka menikmati semua siaran iklan produk Eropa, dan bermimpi memiliki semuanya. Padahal, tidak satu pun produk negara-negara Eropa yang bisa dijumpai di pasar-pasar Albania.

Mungkin semua ini hanya bisa dijelaskan dengan satu teori; ’kefakiran mendekatkan orang pada kekafiran’. Dan, menurut H Abiva, diperlukan sekian generasi untuk menegmbalikan Islam pada posisinya yang terhormat di Albania.

2.

Islam di Rusia adalah agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21 - 28 juta penduduk atau 15 - 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk. Kehidupan Muslim di Rusia saat ini juga kian membaik dibanding masa Komunis dulu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin Rusia (Vladimir Putin) memasukkan menteri Muslim dalam kabinetnya dan mengakui eksistensi Muslim Rusia.


Sejarah

Muslim pertama di wilayah Rusia terkini adalah masyarakat Daghestani di (kawasan Derbent) selepas pentaklukan Arab (abad ke-8). Negeri Muslim yang pertama adalah Volga Bulgaria pada tahun 922. Kaum Tatar mewarisi agama Islam dari negeri itu. Kemudian kebanyakan orang Turki Eropa dan Kaukasia juga menjadi pengikut Islam. Islam di Rusia telah mempunyai kewujudan yang lama, melebarkan ke seawal penaklukan kawasan Volga Tengah pada abad ke-16, yang membawa orang Tatar dan berkenaan Orang Turki di Volga Tengah ke dalam negeri Rusia. Pada abad ke-18 dan ke-19, taklukan Rusia di Caucasus Utara membawa orang-orang Muslim dari kawasan ini-- Dagestan, Chechen, Circassia, Ingush, dan lain-lain ke dalam negara Rusia.
Kievan Rus juga telah dapat kesempatan untuk memeluk Islam dari misionaris Volga Bulgaria, tetapi orang Slavia Timur menerima agama Kristen.
Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti ajaran Islam Sunni. Dalam beberapa kawasan, terutama di Chechnya, ada tradisi Sufisme, sebuah variasi bermistik Islam yang menegaskan pada carian jalan seorang individu bersatu dengan Tuhan. Ritual Sufi, diamalkan untuk memberikan orang Chechen semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, telah menjadi legenda di antara pasukan Rusia yang melawan orang Chechen pada zaman Tsar. Orang Azeri juga pada sejarah dan masih lagi pengikut Islam Syiah, disaat republik mereka terpisah dari Uni Soviet, banyak orang Azeri yang datang ke Rusia untuk mencari pekerjaan.
Qur'an pertama yang dicetak diterbitkan di Kazan, Rusia pada 1801. Satu lagi fenomena yang terjadi adalah gerakan Wäisi.

Demografi

Menurut United States Department of State, terdapat sekitar 21-28 juta jumlah penduduk Muslim di Rusia, sekurang-kurangnya 15-20 persen jumlah penduduk negara ini dan membentukkan agama minoritas yang terbesar. Masyarakat besar Islam dikonsentrasikan di antara warga negara minoritas yang tinggal diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia: Adyghe, Balkar, Nogai, Orang Chechnya, Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay, dan banyak bilangan warga negara Dagestan. Di Volga Basin tengah ada penduduk besar Tatar dan Bashkir, kebanyakan mereka Muslim. Banyak Muslim juga tinggal di Perm Krai dan Ulyanovsk, Samara, Nizhny Novgorod, Moscow, Tyumen, dan Leningrad Oblast (kebanyakannya kaum Tatar).

Masjid

Secara resmi jumlah masjid di Rusia mencapai 4750 masjid, namun jumlah sebenarnya jauh lebih besar dan terus bertambah. Di Dagestan saja terdapat antara 1600 – 3000 masjid. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah masjid di Tatarstan telah melebihi 1000. Di ibukota Rusia dengan jumlah pemeluk Islam yang melebihi 1 juta orang terdapat 20 komunitas Muslim dan 5 masjid. Menurut pakar data Rusia, sedikitnya terdapat 7000 masjid di Rusia.[1]

Organisasi

Menurut data register negara, kini telah tercatat 3345 organisasi keagamaan Muslim lokal. Jumlah terbesar organisasi-organisasi keagamaan Muslim terdaftar di daerah Volga (1945), diikuti Kaukasus Utara (980) dan Ural (316). Sedangkan jumlah organisasi keagamaan Muslim di daerah lainnya lebih kecil
Mayoritas Muslim di Rusia adalah Sunni. Terdapat dua Mazhab di Rusia, yaitu Mazhab Shafii di Kaukasus Utara dan Mazhab Hanafi di wilayah negara lainnya.
Tiga organisasi Muslim menurut status dewan federal (pusat) adalah:
  • Dewan Mufti Rusia (berbasis di Moskwa). Pemimpinnya Mufti Ravil Gainutdin. Dewan ini memimpin 1,686 komunitas.
  • Administrasi Keagamaan Pusat dari Muslim Rusia (berbasis di Ufa). Dipimpin oleh Mufti Talgat Tadzhuddin dan mempersatukan 522 komunitas.
  • Pusat Koordinasi Muslim di Kaukasus Utara yang dipimpin oleh Ismail Berdiyev, Mufti Karachai-Cherkassia dan wilayah Stavropol, dan terdiri dari 830 komunitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...